Jumat, 11 September 2009

Jangan Sepelekan Gangguan Jiwa pada Manula!

Belum lama ini, masyarakat Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dibuat geger dengan tersiarnya berita seorang janda tua berusia 70 tahun ditemukan tewas gantung diri di kebun bambu. Entah bisikan apa yang akhirnya nenek itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Menurut perkiraan warga setempat, kejadian ini dilatarbelakangi oleh persoalan keluarga. Padahal sebenarnya hal ini dapat saja dicegah.

Menjadi tua bukanlah sebuah penyakit. Proses penuaan adalah salah satu siklus hidup yang dialami manusia setelah melewati tingkat janin, anak-anak, remaja, dan dewasa. Banyak sekali para orang tua atau manula mengalami perubahan dalam hidupnya, seperti berkurangnya kelincahan fisik, perubahan kejiwaan, kehilangan teman dan pasangan hidupnya, kehilangan status hidup dan kekuasaan.


Hal ini bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh Erik Erikson, seorang psikolog Amerika. Menurutnya, pada tingkatan usia tua inilah seharusnya manusia memiliki kewibawaan dan kebijaksanaan yang dibagikan ke generasi di bawahnya. Ia sebaiknya tidak malah jatuh dalam hidup.


Proses perubahan kejiwaan manusia dalam masa tuanya ini dipelajari oleh ahli-ahli psikiatri geriatri (dari bahasa Yunani, geros: umur tua, dan iatros: fisik).


Mengapa psikiatri geriatri penting?

Sebenarnya ini terutama diakibatkan oleh masalah demografis. Penduduk tua di dunia kian bertambah banyak. Teknologi medis yang berkembang kian memperpanjang usia harapan hidup manusia. Sebagai ilustrasi, di Amerika Serikat, tingkat populasi manula telah berkembang 40 kali lipat dari tahun 1900 (100.000 jiwa) hingga 2005 (lebih dari 4.000.000 jiwa). Bahkan para ahli memperkirakan pada tahun 2050 dapat mencapai jumlah 19.400.000 jiwa. Sungguh mencengangkan!


Dengan semakin banyaknya populasi, maka semakin banyak pula insan manusia yang mengalami masalah. Maka di sini, ilmu psikiatri geriatri memiliki peranan yang penting bagi manusia demi kualitas hidup yang semakin baik.


Hidup yang Penuh Perjuangan

Kita hidup dalam dunia yang tidak lepas dari pemicu stres (stresor) dan kecemasan. Yang paling banyak menekan hidup manula adalah penyakit yang dideritanya, seperti radang sendi (artritis), tekanan darah tinggi (hipertensi), kemunduran pendengaran, penyakit jantung, katarak, kelainan tulang, sinusitis, kencing manis (diabetes), suara denging pada telinga (tinitus), dan gangguan penglihatan. Kebanyakan penyakit tersebut begitu parah, sehingga mungkin saja sulit untuk sembuh sempurna. Hal seperti ini jelas akan menambah tekanan bagi mereka.


Status pensiunan juga sering malah membuat jiwa manula jatuh. Dengan pensiun, maka ia kehilangan kekuasaan, penghasilan, rekan-rekan kerja, serta semangat. Kemudian, dapat saja terjadi gangguan pada hubungan pernikahan, seperti menopause pada wanita dan impotensi pada pria.


Ini Dia, Masalahnya!

Seperti yang telah dituliskan, bahwa terdapat banyak sekali masalah kejiwaan pada manula:

Pikun (demensia).
Manula memiliki penurunan akan ingatannya baik jangka pendek atau jangka panjang. Penurunan fungsi ini disadari oleh pihak rekannya atau keluarganya. Masalah demensia ini akan TanyaDokterAnda jelaskan lebih rinci pada artikel khusus.

Gangguan depresi.
Pasien merasa tertekan, kepala terasa penuh. Biasanya terjadi pada manula yang sudah menjadi duda atau janda serta menderita penyakit berat. Mereka merasa adanya penurunan konsentrasi dan nafsu makan, masalah tidur, badan mengurus, dan mengeluhkan adanya ”sakit” pada badan. Jangan khawatir, masalah depresi ini juga akan kami rincikan pada artikel lainnya.

Skizofrenia
Merupakan gangguan jiwa dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional. Pasien menarik diri dari hubungan antarpribadi dengan sesamanya. Biasanya sudah dimulai dari remaja akhir atau dewasa awal.

Gangguan delusi
Delusi adalah sikap-sikap negatif yang mengekangi kejiwaan pasien, seperti ia merasa diincar oleh seseorang, akan diracuni orang lain, dan merasa menderita sakit berat (padahal tidak). Biasanya muncul dari usia 40-55 tahun. Ia biasanya akan mengunci diri di kamar dan mengurungi dirinya.

Kecemasan
Kecemasan sebenarnya adalah hal yang normal bagi manusia. Namun bila sudah menganggu hidup, maka akan menjadi sesuatu yang tak normal lagi. Gangguan ini termasuk perasaan panik, takut (fobia), stres yang tiba-tiba, dan gangguan obsesif-kompulsif. Gangguan obsesif-kompulsif misalnya mencuci tangan dengan sangat berlebihan, memeriksa apakah pintu sudah terkunci berulang kali sebelum tidur, dan lainnya. Menurut salah satu studi, 5,5% manula di atas 65 tahun memiliki gangguan kecemasan.

Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol biasanya sudah dimulai sejak masa remaja. Pemabuk berat biasanya adalah orang-orang yang sakit parah (biasnya sakit pada organ hati), mengalami perceraian, atau membujang hingga tua.

Gangguan tidur
Sering disebabkan karena penyakit dan depresi.


Awas, Bunuh Diri!

Seperti yang terjadi di Kabupaten Batang pada ilustrasi pembuka, manula memiliki tingkat risiko lebih tinggi untuk kejadian bunuh diri dari tingkatan umur lainnya. Satu per tiga manula mengeluhkan adanya rasa kesepian (karena menduda, menjanda, membujang, atau ditinggalkan keluarga) pada kasus pencobaan bunuh diri. 10% manula beralasan kesulitan ekonomi, tidak mendapat pelayanan kesehatan yang baik, serta depresi.


Sebuah fakta menunjukkan bahwa 60% manula yang bunuh diri adalah pria dan 75% manula yang mencoba untuk bunuh diri adalah wanita. Tentunya hal ini dapat dicegah dengan adanya hubungan sosial yang baik dengan keluarga atau rekannya.


Apa yang Dilakukan Dokter?

Untuk merujuk masalah kejiwaan ini, pasien akan dirujuk oleh dokter umum ke dokter spesialis ilmu kejiwaan (psikiater). Psikater akan membantu pasien mengemukakan masalahnya dengan pemeriksaan kejiwaan. Bila pasien kesulitan berbicara atau pelupa, dapat dibantu oleh keluarga atau perawatnya. Dokter juga akan menilai gangguan secara umum, penilaian kemampuan menjalani hidup sehari-hari, bagaimana mood, perasaan dan afektif pasien, gangguan persepsi, kemampuan berbicara, kemampuan mengenali ruang dan tempat, pikiran, fungsi kognitif dan panca inderanya. Biasanya bila diduga ada masalah pada sistem saraf juga, maka akan diuji dengan Uji Mini Mental State Examination (MMSE) yang akan menilai orientasi, atensi, ingatan, bahasa, dan kemampuan mengikuti perintah sederhana.


Dokter akan memberikan terapi dan obat-obatan bila perlu. Untuk terapi, Anda harus memiliki pertimbangan dan saran dari dokter yang ada. Pada prinsipnya, dokter akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan menjaga pasien di tengah masyarakat.


Ayo Dicegah!

Banyak masalah psikiatri geriatri yang dapat dicegah bila manula memiliki hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya dan ia sendiri dapat menjaga kesehatannya dengan baik. Peranan suami atau istri, anak-anak, cucu, saudara lainnya, para tetangga, sahabat, menjadi sangat penting dalam hidupnya. Dukungan baginya bila sakit, adanya perhatian bagi dirinya yang mungkin sudah sulit berjalan karena radang sendi, sangat membantu menjaga status kejiwaannya.


Bagi manula yang sebenarnya masih memiliki keluarga dan kemudian ia dimasukkan ke panti wreda atau jompo, malah dapat membuatnya semakin depresi. Ia kemudian berpikir menjadi tidak berharga bahkan di mata orang terdekatnya. Maka, sayangilah orang tua kita. Merawatnya dengan tulus hati dan sungguh-sungguh menjadi alasan hidup bagi orang tua, bahwa mereka masih dihargai dan diperlukan perannya.


Sayangi dan hargai mereka!


Referensi


Gallo, Joseph J. Depression Without Sadness: Alternative Presentations of Depression in Late Life. 1999. Amercan Family Physician: US.

NIMH’s Older Adults: Depression and Suicide Fact http://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts.shtml

Sadock, Benjamin James. Kaplan & Sadock's synopsis of psychiatry : behavioral sciences/clinical psychiatry. 2007. Wolters Kluwer: Philadelphia.
- 16 Juni 2006

Sumber :
http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/06/jangan-sepelekan-gangguan-jiwa-pada-manula
11 september 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar